Wednesday 31 July 2013

Menunggu

Bismillah

Mengurus administrasi haji jadi salah satu agenda mudik saya kali ini selain menghabiskan waktu lebih banyak bersama keluarga tercinta, dan berangkat ke Kapuas Hulu rumahnya si Moko. Sejak tiba hari Jum'at pagi yang lalu, saya sudah langsung bergegas untuk itu. Alasannya? Simpel saja : berurusan sama orang pemerintah pasti birokrasinya lama, saya nggak mau setelah lebaran pun masih pusing nggak selesai-selesai. Bayangkan saja, sudah 4 hari 21 jam saya berada di rumah, tapi urusan 1 itu saja belum beres.

Jumat
Saya mengumpulkan uang receh untuk menggenapkan dana senilai dua puluh lima juta lima ratus ribu rupiah, dan buat rekening haji. Mulai dari jual ayam, dagang kerupuk, dan pinjam dana tunai dari orang tua, akhirnya uang kumpul juga jam 1 siang. Saya langsung berangkat ke kota. Pilihan jatuh ke BNI Syariah karena ada teman di situ, plus itu salah satu bank syariah yang paling dekat dari tempat tinggal saya.

Sebelumnya saya dan Ibu sempat ke KUA untuk sekadar bertanya lokasi kantor Kemenag (d/h Depag) kabupaten. Alhamdulillah dikasih nomer telepon "Pak Kepala", sebutan pegawai KUA untuk bos mereka itu. Setelah saya tanya, ternyata syaratnya cukup mudah : fotocopy akte kelahiran, kartu keluarga, ktp, ijazah terakhir, kartu golongan darah (bisa didapat di Puskesmas), dan rekening tabungan haji. Ada satu syarat yang saya nggak bisa penuhi : buku nikah. Pffftt...

Sabtu Minggu : libur. Saya habiskan waktu main sama ponakan dan memancing sahaja.

Senin
Menuju ke kantor Kemenag kabupaten yang jaraknya kurang lebih 10 km dari rumah. Di sana petugasnya "sedang pergi", padahal sudah jam 11. Saya memutuskan untuk meninggalkan berkas dan baru kembali ke sana jam 1 siang. Saya benerin rem mobil terus survey tempat bukber sama si Budi. Mobil saya tinggal di bengkel dan kami pake mobil Budi. Itu Budi. Ini mobil Budi.

Sampai di Kemenag jam 13:20, urus semuanya dan karena kelihatannya bakal lama, akhirnya saya tinggal juga itu pegawai, dan baru kembali lagi besoknya. Yang agak aneh adalah saat saya numpang sholat, mereka nggak punya musholla. Jadi saya sholat di ruangan ambil foto dan sidik jari. Mungkin kalau pegawai2 itu mau sholat mereka ke vihara sebelah kantornya.

Selasa
Saya sempat daftar buat e-KTP di kantor camat. Alhamdulillah nggak lama. Sepuluh menit ambil data, foto, sidik jari, retina, dan pulang. Lanjut ke kota (kantor kemenag ada di perbatasan kabupaten kota), dan kembali lagi ke BNI Syariah untuk menyetorkan BPIH (biaya penyelenggaraan ibadah haji?). "Maaf Pak Bo, SISKOHAT-nya sedang bermasalah, jadi kami tidak bisa mendaftarkan Bapak. Mungkin Bapak bisa datang lagi ke kantor kami besok atau lusa". Ah, klasik.

Saya bilang saya tidak punya waktu. Saya mau hari itu juga selesai, karena saya mau mancing. Akhirnya saya tinggalkan nomer handphone, dan mereka usaha telpon ke Kemenag pusat agar saya bisa terdaftar. Waktu itu ada Ayah dan ponakan saya. Kami mau ke bengkel benerin mobil lagi. Alhamdulillah THR dari mandor pabrik sudah ditransfer, jadi saya sekalian ambil uang untuk bayar hutang. Setelah sholat Dzuhur, sepertinya ponakan tidak enak badan. Akhirnya kami pulang dulu, dari kota kembali ke rumah. Ngeeeng..

Sampai di rumah jam 13:10, dan langsung ditelpon oleh BNI Syariah. Udah kelar dan bisa diambil. Berangkat lagi deh ke kota sendirian. Ngeeeng...

Urus setor BPIH sebenarnya tidak lama, namun waktunya tidak cukup karena kantor Kemenag tutup jam 2 siang. :D

Rabu (hari ini)
Rencananya cuma Kemenag dan serahkan berkas salinan bukti setor BPIH. Lanjut ke bengkel lalu pulang. Mudah-mudahan lancar. Aamiin.

TIPS :
0. Ikhlas dan sabar saja kalo ketemu pegawai yang lamban, bikin sebel, minta pungutan, dll. Anggap saja sebagai latihan menahan diri karena kelakuan petugas-petugas saat proses keberangkatan haji hingga pelaksanaannya akan lebih parah.
1. Syarat-syaratnya sebenarnya cukup mudah. Yang Anda perlukan hanyalah waktu luang.
2. Udah kayaknya gitu doang.

Tinggal nunggu sembilan taon.



Original post : Menunggu

No comments:

Post a Comment