Tuesday 25 December 2012

Bromo

Saya bingung ngasih judul postingan ini. hehehe. ini lanjutan dari postingan saya sebelumnya, rangkaian trip saya ke Jawa Timur Bulan lalu, bebarengan sama 2 kawan saya, Dhanu dan Allaq. Jadi ceritanya after puas liat laut di Pantai Papuma, Tracking bukit kawah Ijen, maen air via Rafting di Sungai Pekalen, Probolinggo, kami lanjut petualangan ke Bromo. well, tidak seperti Dhanu dan Allaq, ini adalah pengalaman pertama saya ke Bromo. Satu hal yang bisa simpulkan ketika disini : Dingin Mampus! *menurut looo?*


Kami menginap di daerah Cemoro Lawang (bener gak ya, agak-agak lupa). Tadinya mau asal aja cari yang murah-murah, karena disini penginapannya ada yang kisarana 50rb, 100rb ampe yang 400rb juga ada. Berhubung kami lumayan capek perjalanan sebelumnya, diputuskan pake yang 400rb, udah lengkap ada tv, kamar mandi plus air hangat, non AC (ini bromo kakaaak, mau mati apa kalo pake AC?) :lol: . gak papa lah dibagi bertiga ini, toh semalam aja.  Sebelum tidur, kami sempat nanya2 untuk transportasi ke Bromo esok hari. untuk Jeep memang rata-rata disewakan kisaran 400ribu ke atas. satu jeep bisa buat ber5 atau ber6 kalo mau. Karena cuma bertiga kami putuskan naik motor saja, permotor kena 100ribu (coba-coba nekat). jam 10 kami tidur. Dingin menusuk! tapi harus tidur.


Pagi-pagi buta jam 3 , ojek motor kami sudah telepon. siap-siap ke atas. saya sudah siap nutupin semua bagian tubuh karena memang dingin. Yang lucu adalah ketika Dhanu dan Allaq nekat saja pake sendal jepit tanpa kaos kaki. dipastikan mereka berasa mau nangis pas dijalan. gila, itu dinginnya kayak apa jendral!!!


Sepanjang perjalanan. :) Indonesia Indah Betul

Sepanjang perjalanan. :) Indonesia Indah Betul


Untuk melihat sunrise dan menikmati Bromo, kami naik ke Pananjakan. Tempat ini adalah titik yang paling pas buat ngliat Bromo, berdampingan dengan Gunung Batok dan berlatar belakang Gunung Semeru. Keren Gila!!


Trip Ijen dkk (158)

Bromo Pagi Hari


Sedangkan untuk naik ke Bromonya kita turun lagi ke Padang pasir, baru kemudian hiking ke Puncak Bromo. Hiking di Gunung Bromo tergolong tidak berat. Meskipun berada di ketinggian 2392 M dpl, namun untuk mencapai puncaknya hanya melalui 250 tangga buatan. Sebelum berada di tangga, wisatawan harus menyusuri padang pasir terlebih dahulu. Tapi ya itu, setelah sempat kena semburan Bromo (yang masih aktif) beberapa bulan sebelumnya, tangga buatannya hilang tertutup pasir tebal, yang ada kami naik sambil meraba-raba takut2 salah injak. Dengan kemiringan yang lumayan, dan timbunan pasir, langkah kami makin berat. Tapi ya, terbayar deh, nyampe Bromo, bagus! *jadi kapan ke Semeru nya?*


Bromo berdampingan dengan Gunung Batok dan berlatar belakang Gunung Semeru a.k.a Mahameru

Bromo berdampingan dengan Gunung Batok dan berlatar belakang Gunung Semeru a.k.a Mahameru


Sekali lagi, after tracking Ijen dan Bromo saya jadi tahu, naik gunung atau menanjak Bukit itu bukan perkara perjalanan kaki. Tapi perjalanan hati *ceiileeh*. Menyontek buku 5 cm yang mendaki Semeru, bahwa mendaki bukanlah perjalanan fisik, tapi perjalanan hati. Bersyukur deh punya temen2 bawel macam Dhanu sama Allaq, biar bawel (karena saya ngrepotin selama tracking) tapi baik hatinyaaaa :lol:


Besok-besok lagi kalo mau tracking memang harus olahraga dulu minimal seminggu sebelumnya. Minimal jalan kaki sejam. Begitu pesan sponsor. :lol:


Salam Indonesia!





Original post : Bromo

No comments:

Post a Comment