Saturday, 2 May 2015

Manggarai

Bismillah

Jika Tanah Abang adalah cerminan kekusutan Jakarta, maka Manggarai adalah simbol BUMN yang mis-management. Saat ini saya berada di stasiun yang punya setidaknya 11 lajur, menjadi korban amburadulnya jadwal kereta. Apakah orang-orang PT KAI tidak ada yang pernah main Railway Simulator 2015??

Ini belum termasuk kelakuan penumpang kelas ekonomi yang serba ajaib. Namanya juga kasta sudra, kalau punya duit mesti sudah pindah ke kelas bisnis atau esekutip. Nah, karena faktor finansial adalah hal yang jadi alasan utama, maka golongan ini akan menomor-enambelas-kan sisi kenyamanan, keamanan, apalagi kemewahan. Cukuplah pantat keram karena kursi pun keras sepanjang perjalanan, yang penting bisa sampai ke tanah kelahiran. Kelakuan ajaib lain, kereta barang "dititipin" kantong sampah. Boleh jadi kapan-kapan ada manusia buang taik di atas kereta dari Cirebon, dan keringnya baru di Tanjung Priok.

Lama-lama Indon jadi kayak Indihe, kalau boker di rel kereta api.

Gambar bersumber dari sini
Akhirnya naik taksi sama penumpang Tangerang lain, dari Slipi. Alhamdulillah bisa berbagi ongkos. "Terima kasih ya, Kawan!" begitu kata si Bapak waktu turun, tanpa saya tahu nama beliau siapa. Benar-benar macam film Ronin. No names, no questions, no answers. That's the business we're in.

Pesan moral:

0. Perbanyak istighfar sepanjang perjalanan.
1. Whatever happens, never ever trust your government.
2. Selalu sedia cash yang banyak, atau visa/mastercard. Perhatikan benar-benar top 25 important things.
3. Create a new relationship along the way.


Original post : Manggarai

No comments:

Post a Comment