Friday, 26 December 2014

Posesivitas

Bismillah

Kata 'aktivitas' asalnya dari serapan 'activity'. Jadi kalau ujungnya '-ity', diserap jadi '-itas', seperti 'selebrity' yang (akhirnya) diserap jadi 'selebritas'. Dulu entah orang kampung mana yang mempopulerkan 'selebriti' (dengan 'i'). Dalam bahasa Inggris sebetulnya nggak ada kata 'possessivity', tapi biar tulisan ini keren bin najong biarlah, layaknya kata 'selebriti', istilah salah kaprah ini jadi tren.

Possessive sebetulnya adalah adjective dan noun, artinya menurut Google translate:
Showing a desire to own things and an unwillingness to share what one already owns.
Boleh jadi orang yang posesif itu kena penyakit hubbud dunya. Kecintaannya terlalu berlebihan pada dunia. Orang-orang seperti ini, bila hartanya hilang barang secuil sahaja, sedihnya berhari-hari. Semoga kita terhindar dari hal-hal sedemikian. Ih, Bimbo banget nasehatnya.

Ceritanya tetangga depan ada hajatan hari Minggu lalu. Karena keluarganya banyak, mereka pinjam satu kamar buat dijadiin tempat menginap. Singkat cerita, ane akhirnya pinjemin seisi rumah, dan memilih numpang tidur di rumah Abang, kebetulan Abang sekeluarga ke Bandung. Pas hajatan selesai, ternyata semangka ane mati. Mungkin kelindes sama gerobak buat angkut peralatan orkes.

Tapi, tidak ada kesedihan. Tidak ada duka. Tidak ada rasa sesal. Tidak ada apapun. Mengapa? Mungkin karena sedari awal saya tidak pernah menanam semangka. Yak, benar. Semangka itu tumbuh sendiri begitu saja di depan rumah.

d/h semangka 
Berarti, bukankah posesivitas itu bisa dikaitkan dengan filosofi "sedari awal nggak punya"? Coba kita berpikir dari awal nggak punya handphone, jadi kalau handphone hilang, ya perasaannya biasa-biasa saja. Yah, mirip-mirip filosofi nggak punya dompet.

Saya jadi ingat quote dari Li Mu Bai kepada Yu Shu Lien, di film Crouching Tiger Hidden Dragon,
There is nothing we can hold onto in this world, only by letting go can we truly possess what is real


Original post : Posesivitas

No comments:

Post a Comment