Wednesday, 27 August 2014

Pulang Cepat

Bismillah

Peringatan : artikel ini untuk yang sudah berumur 18 tahun ke atas.

Ada fenomena yang agak aneh (setidaknya menurut saya pribadi), terkait mengapa para lelaki di pabrik tempat saya bekerja, enggan pulang cepat. Bukankah mereka punya istri dan anak? Berbeda dengan saya yang masih belum punya "lobang yang halal" atau setidaknya keluarga yang menunggu di rumah (baca: kos-kosan), bukankah mereka seharusnya tidak menghabiskan lebih banyak waktu di tempat kerja?

Mungkin sesekali tak mengapa. Misalnya karena lembur atau ketika jalanan banjir. Tapi ini terjadi hampir setiap hari. Mengapa demikian? Mengapa para bapak ini seakan takut pulang ke rumah? Bukannya malah enak ya kalau sudah punya istri dan anak? Bukankah harusnya kehidupan lebih bahagia bila kita lebih sering bercengkerama dengan orang-orang yang kita sayang?

Pernah suatu kali, karena penasaran betul, bacot saya keluar. "Mas, elu nggak pengen pulang cepet terus ngewe, Mas?" yang langsung dijawab dengan senyum sahaja. Saya mahfum urusan berkeluarga bukan sekadar perkara ewe-mengewe, tapi kenapa sih para suami ini ahsyik mahsyuk berlama-lama di pabrik tidur-tiduran browsing atawa main pingpong setelah jam lima sore?

Terus terang saya agak ngeri. Ngeri kalau-kalau saat saya udah punya bini nanti, saya "terjebak" dalam kondisi yang sama bin serupa. Amit-amit jabang orok. Makanya dari sekarang, setelah jam 5 sore, saya selalu bertanya pada diri sendiri, "mengapa saya masih di sini?" Sejak masih sendiri, menurut saya, kita harus latihan pulang cepat. Biar bini nggak nyembunyiin laki-laki lain di bawah kasur atau di dalam lemari.

Eh, emang masih jaman selingkuh di rumah? Kalau mau selingkuh ya ke hotel lahyaw.

Original post : Pulang Cepat

No comments:

Post a Comment