Rasa cinta ini terbentuk dengan sendirinya tanpa alasan, sama seperti Juventus memilih Saya untuk menjadi tifosonya, tanpa alasan. Jadi sampai kapanpun Saya tidak akan pernah punya alasan untuk meninggalkan Juventus.
Juventus yang memilih Saya untuk menjadi Juventino. Mungkin itu adalah kalimat yang paling tepat saat teman-teman, sahabat, keluarga mulai bertanya kenapa Saya begitu mencintai Juventus. Sehingga saya rela menyisihkan hampir semua uang jajan hanya untuk mengkoleksi Jersey Juventus, tidak pernah melewatkan pertandingan Juventus, tidak sekalipun.
Koleksi Jersey Juventus
Saya tidak pernah membandingkan sebuah club untuk dicintai, Juventus datang begitu saja dalam hidup Saya, dan Saya mencintainya.
Saat itu umur Saya baru 11 tahun,
Seperti kebanyakan bocah laki-laki masa itu, Saya juga suka bermain sepak bola. Kadang, sebelum bergabung dengan teman lainnya di lapangan, Saya suka bermain sendiri, membuat game sendiri. Dimana Saya sengaja menendang bola ke dinding, lalu mencoba menangkap hasil pantulannya. Menjadi striker saat menendang bola ke dinding, lalu seketika menjadi kiper lawan saat menangkap bola pantulan.
Saya butuh nama-nama tim untuk diadu pada game saya. Karena saya tidak begitu mengerti nama-nama tim sepak bola, saya ambil secara acak dari salah satu tabloid bola terkenal saat itu. Ada Parma, Roma, Inter, Milan, Juventus dan lainnya. Saya tidak kenal tim-tim itu. Saya bahkan tidak tau satupun nama pemainnya.
Seperti sudah takdir, setiap hari sepanjang tahun, setiap game yang Saya mainkan nama Juventus selalu keluar menjadi pemenang.
Saya merasa seperti Juventus-lah yang memilih Saya, menuntun Saya untuk mencari lebih banyak tentang tim ini. Saya mulai mencari tau tim seperti apa Juventus, pemainnya, clubnya. Saya semakin cinta pada Juventus. Segala hal yang berkaitan tentang tim ini, Saya suka. Pemainnya, fansnya, stadiumnya, kotanya, semua.
Juventus Stadium
Rasanya tidak ada hari yang Saya lewati tanpa berpikir tentang Juventus, mencari informasi tentang Juventus.
Juventus seperti sudah menjadi bagian hidup Saya. Sesuatu yang tidak mungkin rasanya akan terpisah. Bagai bara dan api, bagai air laut dan pantai.
Suatu hubungan yang Saya sendiri tidak yakin apakah bisa untuk dijelaskan, tidak dengan tulisan atau dengan cara apapun.
Rasa cinta ini terbentuk dengan sendirinya tanpa alasan, sama seperti Juventus memilih Saya untuk menjadi tifosonya, tanpa alasan. Jadi sampai kapanpun Saya tidak akan pernah punya alasan untuk meninggalkan Juventus.
Pada masa-masa kecil Saya, Saya mengekspresikan rasa cinta Saya pada Juve dengan membuat klipping pertandingan Juventus.
Saya selalu bercita-cita ingin memberi sumbangsih untuk Juventus.
Formazione dan Koreografi!!! Ya… Bersama teman-teman Juventini, khususnya Juventus Club Indonesia dan CN Bianconeri,
Saya membuat berbagai macam koreografi saat menonton pertandingan Juventus, Chantting tanpa henti.
Beberapa koreografi yang saya bangun bersama-sama teman Juventini selama Nonbar bersama JCI
Karena kami percaya, koreografi dan chantting adalah bagian dari doa untuk Juventus. Dan Doa tidak pernah salah!
Fino alla fine, Forza Juventus
Original post : Juventus yang memilih Saya
No comments:
Post a Comment