Thursday 20 February 2014

Changes

nggak sesuai dengan cita-cita

Hey, I'm back!
Okay sebenernya saya nggak dari mana-mana dan nggak kemana-mana, tapi ketika kamu tinggal di pedalaman dimana sinyal seluler muncul hanya kalau operator lagi mood, ketika kamu punya internet kantor yang hanya nyambung kalau angin nggak bertiup mengacaukan sinyal radio, terhubung ke internet itu rasanya sama seperti kembali dari ujung dunia. So relieving!

Tadi pagi senior saya di kantor tanya, "Gimana? betah di sini? Nggak ada masalah kan?".
Dan gue cuma jawab "Aman kok, nggak ada masalah."

Jawaban instan, karena kalau harus ngomong panjang lebar gue sendiri nggak tau musti mulai dari mana. Terlalu banyak perubahan drastis sampai-sampai gue sendiri nggak bisa menyimpulkan kalau gue betah atau enggak.

Yang pasti sekarang tiap hari gue harus bangun sebelum subuh, sedikit strecthing dan ngopi, sebelum menempuh perjalanan berpuluh-puluh kilometer menerobos macetnya Kota Sidoarjo di pagi hari, berbelok ke jalan propinsi dan ngebut bersama dumptruck-dumptruck dan bus-bus antar propinsi, untuk kemudian menanjak-nanjak mencapai kantor yang berada di atas bukit.

Kantornya? Setiap orang yang gue tunjukin fotonya bilang nyaman, sejuk, tapi mereka nggak tau ketika kita benar-benar berada disana kita harus bisa beradaptasi dengan tiupan angin yang keras, petir yang menyambar-nyambar tepat di depan hidung kita ketika hujan, kabel-kabel listrik dan telepon yang terputus akibat tertimpa dahan-dahan pohon yang jatuh, ulat-ulat bulu dan hewan-hewan merayap yang kadang masuk ke dalam kantor ketika musim semi tiba. Belum lagi lokasi gedung-gedung kantor yang menyebar berjauhan akibat daerahnya yang berbukit membuat kesan terisolasi dari mana-mana. Bahkan untuk makan siang saja musti bolak-balik naik turun bukit. Dan bayangkan, gue musti sendirian membangun infrastruktur IT dan komunikasi beserta sensor-sensor antariksa entah-apa-namanya di tempat dengan topologi geografis semacam itu, padahal gue sama sekali nggak punya pengalaman dengan infrastruktur outdoor.

Pulang kantor juga sama, berbeda dari biasanya. Setelah menempuh 30 km perjalanan pulang, gue punya rumah pinjeman dari manusia ini yang menunggu untuk diurus. Dan ketika kita tinggal sendirian dalam satu rumah, waktu istirahat adalah ketika kita bersih-bersih rumah, menyapu, nyuci baju dan piring, buang sampah, memotong rumput liar di halaman dan merapikan taman.

Di malam hari, satu-satunya hal yang bisa dilakukan adalah duduk di halaman belakang rumah di bawah bintang-bintang, buka laptop, dan berharap sinyal seluler saya cukup bagus untuk koneksi internet.

Kadang kepikiran, rasa-rasanya tiga tahun lalu gue sudah tahu arah hidup gue ke mana, apa yang harus gue lakukan di masa depan, tujuannya ke mana. Rasa-rasanya tiga tahun lalu semua jalur masa depan gue tergambar dengan jelas. Tapi nyatanya sekarang gue berada jauh, jauh dari jalur itu. Nyatanya sekarang gue berada jauh dari tempat yang gue bayangkan waktu itu.

Well, intinya begitu banyak perubahan drastis membuat semuanya jadi nggak berasa. Yang kerasa cuma bagaimana hari-hari berlari, kalender dinding berbalik-balik dengan cepat, jarum jam berputar-putar begitu saja, dan hari-hari terakhir saya di umur 26 tahun makin berkurang -__-



Original post : Changes

No comments:

Post a Comment